Sabtu, 13 Juli 2013

karya tulis ilmiah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1    Landasan Teori

2.1.1        Anatomi Telinga Manusia

      (Efiaty, 2003)
   Telinga merupakan indra pendengaran bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu juga membantu menjaga keseimbangan. Reseptor pendengaran dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Reseptor ini berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut ini adalah menerima rangsangan yang berupa getaran dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang selanjutnya ditransmisikan kepusat pendengaran di otak.

gambar anatomi telinga

Alat pendengaran manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu teliga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.

a.    Telinga Dalam atau Ruang Labirin
        Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus. Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.

b.    Telinga Tengah atau Ruang Timpani
        Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra).

c.    Telinga luar
        Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini ±2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran telinga (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.



2.1.2        Pengelompokan Jenis Tuna Rungu

     Dalam pengelompokan jenis anak tunarungu para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda tetapi perbedaan pandangan ini kemudian menjadi saling melengkapi yang pada dasarnya sama yakni untuk kepentingan layanan pendidikan yang lebih efektif. Pengelompokkan tingkat ketulian dilakukan dengan menggunakan alat audiometry, dan menghasilkan klasifikasi seperti berikut ini:
1)        0–15 dB : Masih memiliki pendengaran normal.
2)        15–25 dB : Kesulitan mendengar tingkat kecil, masih mendengar bunyi yang jauh, menimbulkan beberapa kesulitan berbahasa, sehingga membutuhkan terapi bicara.
3)        25–40 dB : Kesulitan mendengar tingkat ringan,
4)        40–55 dB : Kesulitan mendengar tingkat sedang, memahami percakapan pada jarak 90-150 cm secara berhadapan. Dapat memperlihatkan terbatasnya perbendaharaan dan penyimpangan ucapan, membutuhkan alat bantu dengar.
5)        55-70 dB : Kesulitan mendengar tingkat sedang sampai berat. percakapan harus keras agar dapat dimengerti/ dipahami, lemah dalam penggunaan bahasa dan percakapan. Terbatasnya perbendaharaan kata, membutuhkan terapi bicara dan alat bantu dengar.
6)        70-90 dB : Kesulitan mendengar tingkat berat. Termasuk yang mengalami ketulian. Dapat mendengar suara keras dari jarak kurang dari 1 meter dari telinga. Dapat mengidentifikasi suara sekitar. Dapat membedakan vokal tetapi tidak semua konsonan. Berbicara dan berbahasa lemah bahkan semakin memburuk.
7)        90 > dB : Tidak dapat mendengar bunyi, ketajaman penglihatan lebih baik dari pada pendengarannya sebagai alat utama untuk alat komunikasi. Membutuhkan bantuan secara khusus dan secara intensif untuk keterampilan percakapan. (Sadjaah,E;2003:47 dan Delphi, B;2006:102)

2.1.3        Fisiologi Pendengaran

            Bila suatu objek bergetar maka akan timbul suara. Getaran objek tersebut akan ikut menggetarkan molekul udara sehingga timbulah gelombang suara. Bila gelombang suara sampai di telinga, maka akan masuk melalui telinga luar terus melalui saluran pendengaran dan akhirnya sampai pada membrane timpani. Hal ini akan menggetarkan membrane timpani, terus ketulang martil, kelandasan dan sanggurdi. Dari sanggurdi getaran suara dilanjutkan tingkap bulat. Getaran ini akan ikut menggetarkan cairan pada rumah siput, bila cairan pada rumah siput bergetar akan menstimuli ujung syaraf. Impuls dari ujung syaraf ini diteruskan ke pusat syaraf pendengaran di otak. Otak besar akan memproses dan menterjemahkan dan timbulah presepsi suara.

2.1.4        Frekuensi

Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian/peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f ) sebagai hasil kebalikan dari periode (T), seperti nampak dari rumus di bawah ini :       
F = 
Keterangan:
f = frekuensi (hertz)
T = periode (sekon atau detik)

2.1.5        Taraf itensitas bunyi

Kepekaan telinga manusia normal terhadap itensitas bunyi memiliki dua ambang, yaitu ambang pendengaran dan ambang rasa sakit. Bunyi dengan itensitas dibawah ambang pendengaran tidak dapat di dengar. Itensitas ambang pendengaran bergantung pada frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi. Batas itensitas bunyi yang dapat merangsang pendengaran manusia berada antara Untuk melihat bilangan yang lebih riil, dipakai skala logaritma yaitu logaritma perbandingan antara itensitas bunyi dan harga ambang itensitas bunyi yang anda dengar, dan disebut dengan taraf intesitas (TI). Hubungan antara I dan TI


2.1.6        Pengertian Desibel (dB)

            Desible (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas atau level suara. Huruf “B” pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell. 1 B = 10 dB. Satuan dB digunakan dalam bidang elektronika, sinyal, dan komunikasi.
            Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan (voltage), intensitas (intencity). Untuk mengukur rasio dengan menggunakan dB dapat digunakan logaritma.
Penguatan Daya = 10 log10 (P2/P1) dB
Penguatan Tegangan = 10 log10 (V2/V1) dB
Penguatan Arus = 10 log10 (I2/I1) dB
        Dimana P adalah daya, sementara V adalah voltase, dan I adalah intensitas. Sehingga untuk mengetahui penguatan atau mengukur rasio dari suatu daya, tekanan suara, tegangan, maupun intensitas dapat menggunakan rumus-rumus diatas sesuai dengan jenis rasio yang ingin dicari.
        Sebagai contoh bila seseorang mempunyai dua speaker. Speaker pertama memainkan suara dengan power P1, speaker kedua memainkan suara yang lebih besar dengan power P2. Semisal speaker kedua memainkan suara yang lebih besar dua kali lipat dari speaker pertama, maka : 10 log10 (P2/P1) dB = 10 log10 (2/1) = 10 log10 2 = 3dB. Semisal speaker kedua memainkan suara yang lebih besar sepuluh kali lipat dari speaker pertama, maka : 10 log10 (P2/P1) dB = 10 log10 (10/1) = 10 log10 10 = 10 dB. Semisal speaker pertama memainkan suara yang lebih besar satu juta kali lipat dari speaker pertama, maka : 10 log10 (P2/P1) dB = 10 log10 (1000000) = 10 log10 1000000 = 60 dB.

2.1.7        Pengertian PWM (Pulse Width Modulation)

        PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation, merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengontrol daya yang berkaitan dengan power supply, contohnya pada power supply PC. Selain fungsi PWM yang digunakan untuk mengontrol daya power supply, PWM juga dapat difungsikan sebagai pengatur gerak perangkat elektronika, misalnya pada motor servo.
        Sesuai dengan namanya Pulse Width Modulation, maka dalam penerapannya sinyal tegangan-lah yang di rubah lebarnya. Sistem pengontrolan dengan PWM ini merupakan sistem digital, yang jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan sistem konfensional.

2.2    Kontrol digital

Dengan mengontrol sirkuit analog digital, sistem biaya dan konsumsi daya dapat dikurangi secara drastis. Terlebih lagi, banyak mikrokontroler dan DSP sudah termasuk on-chip pengendali PWM, membuat implementasi yang mudah.
Sinyal PWM masih digital karena, pada setiap instan waktu tertentu, suplai DC penuh baik lengkap atau sepenuhnya off. Sumber tegangan atau arus yang disuplai ke beban analog dengan cara mengulangi serangkaian on dan off pulsa. Yang waktu- adalah waktu yang diterapkan suplai DC ke beban, dan off-waktuadalah periode di mana pasokan yang dimatikan. Mengingat bandwidth yang cukup, setiap nilai analog dapat dikodekan dengan PWM.
Gambar 2.2 menunjukkan tiga sinyal PWM yang berbeda. Gambar 1a menunjukkan output PWM pada siklus 10%. Artinya, sinyal selama 10% dari periode dan dari 90%. Gambar 1b dan menunjukkan 1c PWM output pada 50% dan siklus tugas 90%, masing-masing. Ketiga output PWM menyandikan tiga nilai yang berbeda sinyal analog, pada 10%, 50%, dan 90% dari kekuatan penuh. Jika, misalnya, pasokan adalah 9V dan siklus adalah 10%, hasil sinyal analog 0.9V.



2.3    Penguat Operasional (OP-AMP)

            Op-amp adalah rangkaian elektronik penguat IC op-amp dengan 5 terminal            utama yaitu :
a.    Terminal masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal masukan pembalik (inverting), sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamkan terminal masukan bukan pembalik (non inverting).
b.    Terminal supply op-amp untuk bekerjanya IC tersebut .
c.    Mempunyai satu terminal keluar.

Gambar 2.4 Rangkaian Op- Amp
Karakteristik dari sebuah op-amp adalah :

a.    Penguatan loop terbuka amat tinggi.
b.    Impedansi masukan yang sangat tinggi sehingga arus masukan dapat diabaikan.
c.    Impedansi keluaran sangat rendah sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembeban.

2.4    Gambaran Umum Audiometry

                 Audiometry berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometry  tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran. 


                 Alat Audiometry merupakan alat elektronik pembangkit bunyi yang dipergunakan untuk mengukur derajat ketulian, alat elektronik ini dapat membangkitkan bunyi pada beberapa frekuensi dan beberapa intensitas berbeda dan dihubungkan dengan Earphone. Di dalam dunia kedokteran Audiometry  digunakan sebagai alat diagnosa, dimana tujuan Audiometry disini adalah menentukan sensitifitas pendengaran telinga pada berbagai frekuensi, tetapi tidak bisa menentukan kelainan didalam mekanisme telinga.
Dalam prosedur pengukuran Audiometry, pasien diberikan suatu intruksi tentang nada test dimana pasien akan mendengar nada-nada berbeda atau manakala pasien tidak mendengar nada pada ambang pintu penentuan. Penyajian suatu nada diberikan untuk menimbulkan suatu tanggapan yang jelas dimana pasien akan menekan tombol respon apabila suatu tanggapan terjadi.
Frekuensi bunyi yang diterima pendengar tergantung pada jumlah getaran yang datang ke telinga setiap satu satuan waktu. Karena gerak relative antara pendengar dan sumber, jumlah getaran yang diterima pendengar tidak selalu sama dengan jumlah getaran yang dihasilkan sumber bunyi tiap satu satuan waktu. Berdasarkan dari data yang didapatkan penulis, dari ketiga bagian dalam telinga manusia mempunyai kepekaan terhadap frekuensi yang diterimanya. Dimana pada bagian telinga luar secara nyata mempunyai nilai ambang terendah untuk mendengar pada frekuensi 20 sampai 3.000 Hz. Pada telinga bagian tengah  pada frekuensi kurang dari 400 Hz membran timpani bersifat persemiable, sedangkan pada frekuensi 4.000 Hz membrane timpani akan menegang.
Pada rongga telinga dalam mempunyai peranan dimana bunyi yang masuk diubah menjadi gelombang sinyal listrik dan akan diteruskan ke otak melalui syaraf pendengaran. Kehilangan pendengaran secara menetap dan tidak pulih kembali biasanya dimulai pada frekuensi sekitar 4.000 Hz, kemudian meluas pada frekuensi sekitarnya akhirnya mengenai frekuensi percakapan.
Tingkat kegaduhan dinyatakan dalam desibel (dB) yang membandingkan tingkat tekanan suara, desibel (dB) adalah desi lonceng dimana satu desibel kira-kira sepadan dengan perubahan yang paling kecil didalam volume bunyi. Berikut ini adalah contoh tingkatan suara : 60-70 desibel pembicaraan biasa, 80-90 desibel lalu lintas ramai, dan 140-150 desibel mendekati suara mesin jet. Tingkat maksimum suara yang dapat di tahan oleh telinga manusia adalah 130 desibel, kendati demikian dianjurkan sebaiknya manusia jangan sampai dihadapkan pada tingkat suara seperti itu.

2.5    Mikrokontroler ATMega 16

     Mikrokontroler yang berarti pengendali berukuran mikro. Mikrokontroler memiliki banyak komponen yang terintegrasi didalamnya seperti timer/counter atau ADC. Penggunaan mikrokontroler banyak kita jumpai pada komputer yang berfungsi untuk memproses berbagai data dari banyak sumber. Salah satu jenis mikrokontroler generasi baru yang digunakan yaitu mikrokontroler jenis AVR yang lebih banyak memiliki kemudahan. Kelebihan dari penggunaan mikrokontroler AVR ATMega16 antara lain :
1.    Kecepatan
          Untuk mengeksekusi 1 buah instruksi mikrokontroler AVR hanya memerlukan 1 clock
2.    Bahasa Pemrograman
           Bahasa pemrograman yang digunakan oleh AVR adalah bahasa BASCOM AVR. Sehingga lebih mudah dipahami dari pada bahasa assembly dan lebih cepat serta efisien.
3.    Memory yang lebih besar
          Untuk keluarga mikrokontroler AVR sudah banyak yang memiliki memory internal yang relatif besar. Untuk seri Atmega16 : 16 Kb (Flashmemory), 512 Bytes (eeprom), 1 Kb (RAM). AVR sudah punya EEPROM internal sehingga kita tidak perlu memakai EEPROM eksternal.
4.    Efisiensi Hardware
          Dengan memakai AVR kita bisa meminimalisasi penggunaan komponen pendukung seperti EEPROM eksternal. Untuk sumber clock AVR telah menyediakannya secara terintegrasi. Karena didalam AVR sudah ada XTAL yang bisa diaktifkan sehingga kita tidak perlu memakai XTAL lagi.
5.    Didalam mikrokontroler AVR seri Atmega 16 sudah terdapat ADC     internal 10bit. Resolusi ADC dapat dihitung dengan rumus:
                     
     Dan untuk mengetahui tegangan yang akan dikonversi menjadi nilai bit ADC menggunakan rumus:
                     
                      Dimana n adalah jumlah bit.

6.    Fitur-fitur tambahan
    Mikrokontroler AVR memiliki fitur-fitur tambahan lainnya yang tidak terdapat di mikrokontroler AT89S51. Diantaranya :
               - RTC dengan oscilator terpisah
               - PWM (Pulse Width Modulation)
               - ADC 10 bit internal        
             - Master/slave SPI Serial interface
             - On chip analog comparator

                        Pada AVR ATMega16 terdapat 2 buah timer/counter 8-bit, yaitu Timer/Counter 0 dan Timer/Counter 2, dan 1 buah timer 16-bit, Timer/Counter 1. Masing-masing timer/counter memiliki beberapa register yang digunakan untuk mengatur konfigurasi dan penggunaan dari tiap-tiap timer/counter tersebut. Berikut ini (pada gambar  2.5) merupakan diagram blok dari timer/counter 8-bit.



Gambar 2.5 Arsitektur Mikrokontroler ATMEGA16
Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega 16 dapat dilihat pada gambar 2.6 :


Gambar 2.6 Konfigurasi pin ATMEGA 16

Konfigurasi pin ATMega 16 diatas dapat dijelaskan secara fungsional sebagai beriku :

1.    Pin 1-8 merupakan pin I/O port B (PB0…PB7) dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu timer counter, komparator analog dan SPI.
2.    Pin 9 RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
3.    Pin 10 merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan VCC.
4.    Pin 11 pin untuk ground .
5.    Pin 12-13 XTAL 1 dan XTAL 2 merupakan pin masukan clock eksternal.
6.    Pin 14-21 merupakan pin I/O port D (PD0…PD7) dua arah dan pin fungsi khusus yaitu comparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
7.    Pin 22-29 merupakan pin I/O port C (PC0…PC7) dua arah dan pin khusus yaitu TWI, comparator analog, dan timer oscilator.
8.    Pin 30 AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
9.    Pin 31 merupakan pin ground.
10.    Pin 32 AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
11.    Pin 33-34 merupakan pin I/O port A (PA0…PA7) dua arah pin masukan ADC.

2.6    Liquid Crystal Display

           


Gambar 2.7 Caracter type 16 x 4
Liquid crystal display  (LCD) merupakan komponen elektronika yang digunakan untuk menampilkan suatu karakter baik itu angka, huruf atau karakter tertentu, sehingga tampilan tersebut dapat dilihat secara visual. Pemakaian LCD sebagai indikator tampilan banyak digunakan dikarenakan tegangan yang dibutuhkan LCD yaitu 5V, disamping itu dapat juga menampilkan angka, huruf atau simbol dan karakter  tertentu.
     LCD terdiri atas tumpukan tipis atau sel dari dua lembar kaca dengan pinggiran tertutup rapat. Antara dua lembar kaca tersebut diberi bahan kristal cair (liquid crystal) yang tembus cahaya. Permukaan luar masing-masing keping kaca mempunyai lapisan tembus cahaya seperti  oxida timah (tin oxide) atau oxida indium (indium oxide). Sel mempunyai ketebalan 1x10-5 meter dan diisi dengan kristal cair.
     LCD dapat memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair.
     Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses dan control yang terjadi dalam suatu program menggunakan LCD dengan karakter 16x4. 16 menyatakan kolom dan 4 menyatakan baris.

Ukuran :
Lebar        = 3.45 inci (87mm)
Tinggi       = 2.35 inci (60mm)
Tampilan  = 62mm x 26mm
Koneksi pin out
Pin
Simbol
Tingkat
Deskripsi
1
VSS
0V
Ground
2
Vdd
5V
Tegangan input
3
VO
(Variabel)
Pengaturan LCD (contrast)
4
RS
H / L
H: DATA, L: Kode Instruksi
5
R / W
H, H-> L
H: Baca (signal) L: Tulis (signal)
6
E
H / L
Chip memungkinkan sinyal
7
DB0
H / L
Jalur bus data
8
DB1
H / L
Jalur bus data
9
DB2
H / L
Jalur bus data
10
DB3
H / L
Jalur bus data
11
DB4
H / L
Jalur bus data
12
DB5
H / L
Jalur bus data
13
DB6
H / L
Jalur bus data
14
DB7
H / L
Jalur bus data
15
A
5V
Tegangan input
16
K
0V
Ground

     Driver LCD berisi pengatur tingkat kecerahan backligt, serta untuk mempermudah pemasangan di mikrokontroler (portable-red).

2.7    Regulator



Regulator adalah komponen atau rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menjaga tegangan keluaran agar tetap stabil pada setiap perubahan beban. Contoh dari IC regulator adalah tipe 78xx dan 79xx. IC ini mempunyai tiga terminal yang menghasilkan tegangan keluaran positif dan negatif yang tetap. Tegangan keluarannya adalah sebesar angka pada belakang nomor seri (xx). Pada modul ini menggunakan seri LM 7805 yang menghasilkan tegangan  sebesar +5Vdc

2.8    Delphi7

Delphi merupakan sebuah piranti pengembangan aplikasi berbasis windows yang dikeluarkan oleh borland international.  Perangkat lunak ini sangat terkenal dilingkungan pengembang aplikasi karena mudah untuk dipelajari dan dapat digunakan untuk menangani barbagai hal, dari aplikasi matematika, permainan (games), hingga data base.  Pada penanganan data base, delphi menyediakan fasilitas yang memungkinkan pemrogram dapat berinteraksi dengan data base seperti dBase, Paradox,Oracle, MySQL, dan Acces.
Berikut ini adalah perencanaan tampilan delphi pada komputer.



2.9     Sound card laptop

Sound Card Laptop (juga dikenal sebagai kartu audio) adalah kartu ekspansi komputer internal yang memfasilitasi input dan output dari sinyal audio ke dan dari komputer di bawah kontrol program komputer. Sound Card Laptop ini juga diterapkan untuk interface audio eksternal yang menggunakan perangkat lunak untuk menghasilkan suara, sebagai lawan menggunakan hardware di dalam PC. Penggunaan Sound Card Laptop secara khusus termasuk menyediakan komponen audio aplikasi multimedia seperti pemutar musik, mengedit video atau audio, presentasi, pendidikan dan game.

Fungsi Sound Card Laptop juga dapat diintegrasikan ke motherboard, pada dasarnya menggunakan komponen yang sama sebagai kartu plug-in. Kartu plug-in yang baik biasanya menggunakan komponen yang lebih baik tetapi lebih mahal, bisa mencapai kualitas lebih tinggi dari suara yang terintegrasi. Sistem suara terintegrasi sering masih disebut sebagai “Sound Card perangkat notebook. Silahkan beli ebook teknisi laptop yang kami sajika pada halaman ebook laptop untuk penjelasan lebih lanjut mengenai ini. Sempatkan juga membaca artikel sebelumnya mengenai DVD Drive Laptop Penjelasan dan Fungsinya
Setiap laptop mempunyai bagian untuk menampilkan suara. Pada kebanyakan laptop papan audio juga tahu sebagai papan suara terintegrasi ke dalam motherboard. Dengan kata lain, merupakan bagian dari motherboard dan tidak dapat dibuka atau diganti secara terpisah. Mengapa tidak dapat dihapus? Karena chip audio disolder ke motherboard.
Kebanyakan Sound Card menggunakan konverter digital-ke-analog atau digital-to-analog converter (DAC), yang mengubah data rekaman digital dan menghasilkan format analog. Sinyal output terhubung ke amplifier, headphone, atau perangkat eksternal menggunakan standar interkoneksi, seperti konektor TRS atau konektor RCA. Jika jumlah dan ukuran konektor terlalu besar untuk ruang pada backplate konektor akan off-board, biasanya menggunakan kotak tersendiri, sebuah backplate tambahan, atau panel yang dipasang di depan. Sound Card yang lebih maju biasanya meliputi lebih dari satu chip suara untuk mendukung kecepatan data yang lebih tinggi dan fungsi simultan, misalnya produksi digital dari suara disintesis, biasanya untuk real-time musik dan efek suara dengan menggunakan data minimal dan CPU time.
Reproduksi suara digital dari Sound Card Laptop biasanya dilakukan dengan DAC multichannel, yang mampu memberi suara digital simultan dan aplikasi efek real-time seperti penyaringan atau distorsi yang disengaja. Pemutaran suara multichannel digital juga dapat digunakan untuk musik sintesis, bila digunakan dengan tepat dan bahkan beberapa-channel. Pendekatan yang telah menjadi umum adalah produsen mencari kartu suara sederhana dan rendah biaya.

2.10  Jenis Penelitian

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti yang telah mengerjakan penelitian dasar atau murni tidak mengharapkan hasil penelitiannya digunakan secara praktika. Peneliti-peneliti terapanlah yang akan memerinci penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu.
Tiap peneliti yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan oleh masyarakat, baik untuk keperluan ekonomi, politik maupun sosial. Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluwarsa.
Whitney yang dikutip oleh Mohamad Nazir (1998), memberikan lima langkah dalam melaksanakan penelitian terapan. Kelima langkah tersebut, sebagai berikut.
·            Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur dan diperiksa   
        kelemahannya.
·            Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk   
        penelitian.
·            Biasanya dilakukan pemecahan masalah, baik di lapangan maupun
       di  laboratorium.
·            Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat
       dilakukan untuk diterapkan.
·            Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam suatu
        kesatuan sehingga ia menjadi bagian yang permanen dari suatu  
        sistem.

Tiap peneliti segera tahu bahwa, istilah ”murni” dan ”terapan” hanya mendefinisikan area yang hanya berbeda dalam konsep. Dalam praktik, yang satu membayangi yang lain. Di negara-negara maju penelitian terapan lebih banyak dikerjakan dibandingkan dengan penelitian murni. Contoh penelitian terapan, misalnya, pengaruh mekanisasi pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh pemupukan daun terhadap produktivitas tanaman, penentuan masa birahi sapi betina untuk inseminasi buatan, dan sebagainya

2.11  Analisa Data

Menurut Bogdan dan Taylor (1975) Analisa Data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu .
Prosentase keakuratan adalah Nilai kebenaran terhadap kinerja dari sebuah pengukuran dan pengamatan. Penulis melakukan perhitungan prosentase keakuratan dari spesifikasi perencanaan dan hasil realisasi sistem. Untuk mendapatkan rata – rata keakuratan sistem pada alat ini maka penulis menggunakan rumus 

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site Review and Bonus - Lucky Club
    The first two years of operation was in 2011, the company was able to establish a sports betting platform that luckyclub.live could only go live on the 💰 The Lucky Club App: Yes, you can play on mobile!💲 The Min Odds: Bet £10, Get £20📱 Mobile: iPad, iPhone, Android,

    BalasHapus